Minggu, 21 Mei 2017

Tips ke Gua Maria Sawer Rahmat Kuningan Jawa Barat

Tips Menuju Gua Maria Sawer Rahmat Kuningan Jawa Barat

Gua Maria Sawer Rahmat, Kuningan Jawa Barat (RW)


1.     1.   Siapkan fisik sebelum ke Gua Maria Sawer Rahmat karena jalannya cukup jauh sekitar 1,5 kilometer dan menanjak
2.       2. Bawa tongkat yang sudah disediakan untuk membantu selama perjalanan
3.       3. .Bawa baju yang hangat karena cuaca cukup dingin, apalagi jika musim hujan
4.       4. Hati-hati selama perjalanan karena di beberapa titik cukup licin


GUA MARIA SAWER RAHMAT, KUNINGAN, JAWA BARAT

GUA MARIA SAWER RAHMAT
Berdoa di Kesejukan Kaki Gunung Ciremai

Suasana menuju Gua Maria Sawer Rahmat, Kuningan, Jawa Barat (RW)


Kuningan Jawa Barat, memiliki sebuah Gua Maria yang indah. Namanya Gua Maria Sawer Rahmat. Letaknya di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Tidak sulit untuk menuju lokasi ini. Kalau dari Jakarta bisa lewat Tol Cipali (Cikampek-Palimanan). Sebelum ada Tol Cipali, perjalanan menuju Kuningan bisa sampai tujuh jam, tapi dengan adanya tol ini perjalanan bisa dihemat setengahnya.
Banyak petunjuk untuk mencapai Gua Maria ini. Dan ketika sudah mendekati Kecamatan Cigugur, akan terlihat jalan yang mulai berkelak-kelok dan menanjak. Kita akan disuguhi pemandangan yang indah di kiri kanan jalan. Udara pun mulai terasa sejuk sehingga kalau naik mobil tidak perlu memakai AC. Cukup membuka jendela maka akan terasa kesejukan udara.
Gua Maria Sawer Rahmat ini terletak di ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan berada di lereng Gunung Ciremai .  Daerah tersebut merupakan wilayah pertanian dengan suhu udara yang cukup dingin. Menurut catatan di Gereja Cisantana, umat Katolik di daerah ini berjumlah lebih dari 1.200 orang yang sebagian besar hidup dari pertanian dan beternak sapi perah.
Gua Maria Sawer Rahmat ini dibangun atas inisiatif penduduk setempat, terletak di sebuah bukit yang bernama Bukit Totombok, sebelah barat Desa Cisantana. Gua Maria Sawer Rahmat ini diresmikan pada tanggal 21 Juli 1990 oleh Kardinal Tomko.

Gua Mari Sawer Rahmat (RW)


Untuk mencapai bukit tempat gua itu, sebenarnya tidak terlalu jauh dengan berjalan kaki dari desa di bawahnya. Umat Katolik menyebut perjalanan menuju gua itu sebagai "prosesi jalan salib," dan karena itu waktu tempuh memang terasa cukup lama.
Mereka harus berhenti pada setiap tempat pemujaan di sepanjang jalan itu untuk memanjatkan doa sebelum sampai ke Gua Maria. Perjalanan sambil mengucapkan doa itu dilakukan untuk mengingatkan umat Katolik (atau Kristen pada umumnya) tentang perjalanan Yesus Kristus memanggul salib menuju Bukit Golgota.
Begitu sampai di parkiran yang cukup luas, sudah banyak warung-warung yang buka dengan menyajikan jualan makanan khas daerah setempat. Kalau kita merasa dingin, segelas teh panas atau kopi panas akan menyegarkan tubuh kita.
Sebelum mulai masuk lokasi Gua Maria dengan menaiki bukit, di sebuah sudut terdapat  tongkat-tongkat kayu yang bisa dimanfaatkan ketika kita akan mulai mendaki bukit. Sebab perjalanan naik bukit ke Gua Maria Sawer Rahmat cukup tinggi dan cukup jauh. Tongkat tersebut akan sangat berguna untuk menopang tubuh kita jika sudah mulai lelah.
Di tengah perjalanan menuju puncak gua ada sebuah bangunan yang disebut Taman Doa Getsemani. Kita bisa istirahat sejenak sambil berdoa di sini. Suasananya sangat tenang, sejuk dan khidmat sehingga sangat pas untuk berdoa. Tampak lukisan Yesus dalam ukuran besar sedang berdoa di Taman Getsemani sebelum ditangkap para prajurit Romawi dan beberapa bangku serta lilin menyala di dalam bangunan kecil itu.

Salah satu tangga menuju Gua Maria Sawer Rahmat (RW)


Jalan Salib
Setelah dari sini silakan melanjutkan perjalanan karena jalan menanjak sudah menunggu. Kalau lelah bisa beristirahat sejenak karena ada beberapa warung yang berdiri di sekitar perjalanan ke puncak. Kalau ingin ubi bakar juga tersedia.
Perjalanan panjang dan melelahkan ini akan terbayar ketika kita sampai di depan Gua Maria Sawer Rahmat ini. Sejuknya udara dan segarnya air pegunungan yang mengalir di depan gua membuat kita merasa segar kembali.
Kita juga bisa mengikuti jalan salib agar perjalanan tidak terlalu melelahkan. Ada 14 tempat perhentian di sini. Tiap-tiap perhentian mengisahkan riwayat Yesus, mulai dari ketika Dia dijatuhi hukuman hingga dimakamkan. Pada tiap perhentian itu pula dibangun altar yang digunakan umat untuk berdoa dan menyalakan lilin.
Ketika sampai di perhentian kedua belas, kita akan melihat sebuah salib besar. Letaknya di Bukit Totombok yang merupakan lambang ketika Yesus wafat di kayu salib. Salib ini juga merupakan tanda menancap dan mengakarnya iman umat Katolik di tatar Sunda. Setelah melalui 14 perhentian, tibalah umat di Gua Maria Sawer Rahmat.
Patung Bunda Maria berdiri tegak pada sebuah gua yang di bawahnya mengalir air yang jernih. Air ini berasal dari sebuah curug (air terjun). Curug tersebut berada di kaki sebelah selatan bukit dan penduduk mengenalnya dengan Curug Sawer (jatuhnya air seperti yang "disawerkan"). Itu sebabnya gua itu disebut Gua Maria Sawer Rahmat.
Di sini juga ada pendopo tempat kita beristirahat. Selain itu ada dua buah kapel yang bisa digunakan untuk berdoa bersama ketika kita dating berombongan.
Setelah puas berdoa dan badan kembali fit, kita bisa mulai turun untuk pulang. Perjalanan pulang ini akan melalui anak tangga yang terpisah dari perjalanan mendaki. Itu dimaksudkan agar umat yang telah selesai berdoa tidak mengganggu perjalanan ibadah peziarah yang baru datang.
Gua Maria Sawer Rahmat ini merupakan salah satu Gua Maria yang wajib kita kunjungi ketika di Kuningan. Tempat ini tersa teduh karena ada pohon beringin besar. (RW)

Air yang mengalir di Gua Maria Sawer Rahmat (RW)


#Ziarah#Ziarah wisata#wisata religi#guamaria#guamariasawerrahmat#gunungciremai#wonderfulindonesia#