Jumat, 23 Desember 2016
Kamis, 22 Desember 2016
Mengenal personel
JIVVA
Dimas Wibisana -
Gitar
Dimas Wibisana,
sarjana Teknik Industri dengan gelar ganda dari Swiss German
University, Indonesia dan Fachhochschule Suedwestfalen, Soest –
Jerman. Memulai karir musiknya dengan merilis album grup instrumental
jazz bernama SKETSA pada 2010. Pada 2013, SKETSA kembali merilis
album kedua yang diproduseri oleh Tohpati. SKETSA berhasil masuk
nominasi beberapa penghargaan musik Indonesia seperti Indonesia
Cutting Edge Music Awards (ICEMA) dan Anugerah Musik Indonesia (AMI
Awards) kategori album grup jazz terbaik. Dimas Wibisana & Kevin
Widaya sempat tergabung dalam sebuah band bernama New GRUVI (dulu
dikenal sebagai GRUVI) dan merilis satu buah single. Selain itu,
Dimas Wibisana juga berkarier di musik sebagai session player untuk
beberapa artis Indonesia seperti, Raisa, Afgan, Ayushita, Marcell,
Sheryl Sheinafia, Andira, dan lain lain.
Saat ini di luar
JIVVA, Dimas Wibisana masih berkarir sebagai Music Producer/Song
Writer dan Jingle Maker. Beberapa artis yang diproduseri olehnya
antara lain, The Nelwans (Single - Marmut Merah Jambu, Social Media,
dan album yang akan dirilis akhir tahun 2016), CJR (Album - OST. Ada
Cinta di SMA), Angel Karundeng (Single - Pianoku), UNI(X) (Single -
Tak Berhenti Tersenyum), dan lain lain.
Kevin Widaya - Vokal
Kevin Widaya,
memulai karir bermusiknya bersama New GRUVI (yang dulu lebih dikenal
dengan nama GRUVI) pada 2012. Setelah memutuskan untuk hengkang
setelah mengasilkan satu buah single dengan New GRUVI, bersama-sama
dengan Dimas Wibisana membentuk JIVVA pada 2014. Di luar karir
musiknya bersama JIVVA, Kevin juga masih aktif untuk bernyanyi
sebagai soloist yang dikenal dengan nama Kevin Widaya, yang mengusung
genre RnB/Soul Alternative dan bergabung di dalam suatu Management
Artist yang bernama Soul Menace.
Kevin yang merupakan
Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, juga aktif didalam perannya
untuk memberikan dan meyebarkan kepada masyarakat penggiat bisnis
startup mengenai pentingnya mengerti dan mengetahui aspek-aspek hukum
di dalam menjalankan usahanya, melalui suatu company yang bernama
STARTUP LEGAL CLINIC. Di luar itu iapun juga masih aktif menjalankan
suatu perusahaan baru yang didirikan di tahun 2016, yang diberi nama
ENIGMATIC. Yaitu, suatu perusahaan yang core businessnya berada di
lingkup Legal Services untuk para penggiat ekonomi kreatif dan bisnis
startup.
Ankadiov Subran –
Bass
Ankadiov mulai
menekuni dunia musik sejak berumur 17 tahun, pertama kali membuat
band dengan teman-teman di SMA Labschool Kebayoran, setelah itu
Ankadiov memutuskan untuk mendalami musik dengan belajar di Lembaga
Pendidikan Musik Farabi sejak 2007 dengan Indro Hardjodikoro, Adi
Darmawan, Ilyas Muhadji, dan beberapa nama besar lainnya sebagai
instruktur. Pada tahun 2010 selagi mengemban pendidikan di
Universitas Indonesia fakultas Sastra, Ankadiov mulai memasuki dunia
musik industri dengan menjadi session player/additional player untuk
beberapa penyanyi, hingga saat ini Ankadiov telah bekerja sama dengan
penyanyi dan artist seperti Indra Lesmana, Afgan, Raisa, Agnes
Monica, Marcell, Teza Sumendra, Vidi Aldiano, Tangga, Sketsa,
Neurotic dan masih banyak lagi. Di tahun 2012, Ankadiov bergabung
dengan band bernama IYR (Indonesian Youth Regeneration), bersama
Albert Fakdawer, Reno Castello Mudjiono, Timothy Luntungan, David
Manuhutu, Dennis Junio, dan Demas Narawangsa. IYR telah mengikuti
berbagai festival musik mancanegara seperti World Youth Jazz Festival
di Kuala Lumpur dan No Black Tie di Singapore.
Hingga saat ini,
Ankadiov tengah menekuni bisnis perhiasan laki-laki yang memfokuskan
pada batu-batu eksotis yang akan diproses menjadi gelang, kalung, dan
berbagai asesoris lainnya.(*)
Foto Dok JIVVA
JIVVA Rilis Lagu
Matahari
Band JIVVA terbentuk
pada 2014. Grup ini digawangi Dimas Wibisana (gitar),
Kevin Widaya (vokal)
dan Ankadiov Subran (bas). Sebelumnya Anka & Dimas sudah sering
bermain bersama sebagai session player sejak 2010, sedangkan Dimas &
Kevin sempat tergabung dalam sebuah band bernama New GRUVI. Setelah
memutuskan mengundurkan diri dari New GRUVI, Dimas mulai menulis lagu
untuk project barunya dan mengajak Anka & Kevin untuk membentuk
JIVVA. Lalu mereka bekerja sama dengan "Opung" Irwan
Simanjuntak sebagai produser JIVVA.
JIVVA membawakan
jenis musik pop rock. Secara garis besar, JIVVA ingin membawa lagi
nuansa lagu-lagu 90an yang sarat dengan progresi chord khas dan lirik
yang puitis dan penuh perumpamaan. Namun, JIVVA meramu aransemen
musiknya dengan lebih modern dengan sentuhan synthesizer dan
bebunyian elektronik, dengan tetap mengandung distorsi gitar dan
orchestra khas 90an.
JIVVA secara resmi
merilis lagu Matahari pada 12 Desember 2016. Dalam social
media, JIVVA menyebutnya gerakan 12.12.12. Lagu ini dirilis juga
dalam rangka kepedulian JIVVA terhadap para perempuan korban
kekerasan.
JIVVA berasal dari
kata "Jiva" yang merupakan bahasa Sansekerta yang berarti
jiwa, sesuatu yang bersifat abadi & tidak bisa dihancurkan.
JIVVA diproduseri
oleh "Opung" Irwan Simanjuntak (Glenn Fredly, Rio Febrian,
Afgan, Rossa, Nidji, dll.). Ia pun turut mengisi keyboard/synth dalam
single Matahari ini. Video klip Matahari disutradarai oleh
sutradara film/klip Patrick Effendy. Video lyric Matahari dikerjakan
oleh seniman muda Raffi Setioadi. JIVVA juga bekerja sama dengan Halo
Entertainment Indonesia untuk distribusi single Matahari. Website
JIVVA di-design oleh Tito Pratikto & Local Tobacco. (*)
Minggu, 18 Desember 2016
3 Hari, 70 Pesepeda
Menuju Merapi
JEPARA—Selama tiga
hari, 70 pesepeda yang terdiri dari dosen, karyawan, dan alumni UGM
melakukan race sepanjang 300 km dari Jepara menuju Jogja.
Start dimuali Jumat (16/12) dan Sampai Jogja, Minggu (18/12).
Pesepeda ini mengkuti Gowes Jelajah Muria-Merapi.
Peserta berangkat
Jumat (16/12) pukul 06.30 WIB dari Alun-alun Kabupaten Jepara.
Pelepasan dilakukan oleh Sekda Kabupaten Jepara, Soleh, Wakil Rektor
SDM dan Aset UGM, Prof. Budi Santoso Wignyosukarto, dan Kabag Kesra
Kabupaten Jepara, Lukito Sandi Asmoro. Turut mendampingi Ketua Kagama
Jepara, Ir. Hery Kusnanto.
Ppeserta dibagi
dalam tiga kelompok besar berdasarkan kecepatan jelajah, yaitu
kecepatan tinggi rata-rata 28-34 Km/jam, kecepatan sedang rata-rata
23-28 Km/jam, serta kecepatan rendah rata-rata 19-23 Km/jam. Mereka
melewati tiga etape, yakni etape 1 Jepara-Kudus sejauh 115 Km, etape
2 Kudus-Solo sejauh 125 Km, dan etape 3 Solo-Jogja sejauh 60 Km.
Para peserta
disuguhi trek yang cukup menantang dengan pemandangan alam yang
menawan. Di antaranya kawasan Waduk Kedung Ombo.
Kegiatan bersepeda
jarak jauh diikuti oleh civitas akademika UGM dan para alumninya ini
telah dimulai sejak tahun 2013 silam. Pada tahun 2013 mengambil rute
Surabaya-Jogja dan di 2014 dengan rute Bandung-Jogja. Sedangkan pada
tahun 2015 lalu mengambil rute Malang-Jogja. Gowes ini untuk
memperkenalkan UGM ke masyarakat yang dilalui rombongan bersepeda.
(*)
Mau Tahun Baruan di Solo?
Ini bisa jadi alternatif
*Ticket New Years Eve 2017*
Rp.200.000,-/nett
Buy 10 Free 1 Ticket
*New Years Eve Package*
Rp. 650.000,-/nett/night valid 31 December 2016
Facilities :
1 Night Stay at Superior
Included Breakfast 2 Person
2 Ticket New Years Eve
Free Acces Wi-fi
Free Acces Swimming Pool
Senin, 12 Desember 2016
Seeing the Temple of the Breccia Cliffs
In Yogyakarta, there is a fun tourist sites. His name Breccia Cliffs. Breccia cliffs located in the hamlet Groyokan, Sambirejo village, Prambanan subdistrict, Sleman.The location is about 18 kilometers from the city of Yogyakarta, or about 40 minutes if using a motor vehicle with an uphill road. There is no public transport passing by this road so that travelers will enjoy the beauty of the Breccia Cliffs must bring their own vehicle.Breccia Cliffs recently opened to the public on May 30, 2015. Breccia cliffs of volcanic ash deposition is the Ancient Volcano erupting Nglanggeran approximately 20 million years ago. From the cliff looks very beautiful scenery, the Prambanan and Kalasan.Go to the location is only drawn travel parking fees and voluntary donations. These tourist sites are managed by local youth.
Jumat, 09 Desember 2016
Berburu Foto di Tebing Breksi
Di Jogja, saat ini ada lokasi wisata yang asyik. Bahkan bagi yang gemar fotografi, banyak spot foto yang bisa diambil.
Tempat ini adalah Tebing Breksi yang terletak di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Tempat ini merupakan wisata alam nan unik dengan banyak spot foto yang menawan.
Tebing Breksi baru dibuka untuk umum pada 30 Mei 2015. Awalnya, kawasan ini merupakan kawasan tambang batu breksi yang menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk sekitar.
Tebing Breksi merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran yang meletus kira-kira 20 juta tahun yang lalu, Nglanggeran sendiri ada di wilayah Gunungkidul dan cukup dekat dengan lokasi Tebing Breksi. Kemudian oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dinyatakan sebagai kawasan cagar budaya sama halnya dengan Candi ijo yang berada tak jauh dari Tebing Breksi.
Hasil penambangan ini menyisakan tebing setinggi sekitar 10 meter. Warga pun kemudian memanfaatkan lokasi ini untuk wisata. Apalagi lokasi ini berada di daerah ketinggian.
Dari lokasi ini bisa dilihat pemandangan nun jauh di sana, seperti Gunung Merapi, Candi Prambanan dan pemandangan-pemandangan indah lainnya. Ada beberapa titik yang bisa digunakan untuk spot foto di atas ketinggian ini.
Di bagian bawah tebing, juga dibuat lapangan luas seperti teater untuk menggelar pertunjukan. Selain itu, ada juga lapangan yang luas yang bisa digunakan untuk kemah.
Saat ini, seniman-seniman lokal juga berkreasi dengan membuat karya seni. Dinding tebing dipahat untuk membuat karya seni. Ada pahatan binatang, tokoh wayang dan lainnya.
Perlahan-lahan lokasi wisata ini terus mempercantik diri. Jika setahun lalu berkunjung ke sini mungkin baru melihat pahatan wayang yang berhadapan hanya di salah satu dinding tebing, tetapi jika saat ini berkunjung ornamen pahatan dinding sudah ada di beberapa titik dinding tebing. Tangan tangan kreatif warga dan seniman lokal membuat Tebing Breksi jadi makin indah.
Ada juga tulisan-tulisan unik dan menggelitik. Tulisan-tulisan menarik ini dipasang mulai dari anak tangga pertama, kemudian saat selesai menaiki anak tangga utama disambut tulisan selamat datang di Tebing Breksi dan beberapa tulisan menarik lainnya bisa dijumpai di atas Tebing Breksi, sekaligus menjadi spot foto yang menarik untuk pengunjung. Pengunjung juga bisa berfoto sambil memegang burung hantu milik warga.
Dari atas tebing terlihat pemandangan sangat indah. Candi Prambanan dan Candi Kalasan juga tampak di kejauhan. Sementara Tlatar Seneng dan parkiran terlihat jelas dari atas tebing.
Uniknya lagi, tempat wisata ini tidak memberlakukan retribusi khusus buat pengunjung. Mereka yang datang ke tempat ini hanya diminta membayar tarif parkir dan sumbangan sukarela.
Selasa, 29 November 2016
Note Eruption of Mount Merapi in 2010
- Increased activity began to be seen in September 2010, and on September 20, 2010, raised Merapi's status to Alert (Level II).
- On October 21, 2010 the status of Merapi was raised to "Standby" (Level III).
- On October 25, 2010 Merapi status is set "Watch" (Level IV).
- On October 26, 2010 at 17:02 pm The first eruption explosive is accompanied by hot clouds and pounding.
- On November 3, 2010 was a series of hot clouds started at 11:11 pm. At 16:05 diteteapkan secure outside radius 15 km from the peak of Merapi. 17:30 reported that hot clouds had reached 9 km outside Gendol.
- On 5 November 2010 produce pyroclastic clouds as far as 15 km from the summit of Mount Merapi toward Gendol.
- On November 13, 2010, the intensity of the eruption began to decline, and radius safely be changed. Ie 20 km Sleman, Magelang, 15 km, 10 km Boyolali, Klaten 10 km.
- On November 19, the intensity of the eruption back Tunan. Radius safe also changed, namely Sleman west Boyong 10 km, Sleman East Boyong 15 km, 10 km Magelang, Boyolali 5 km and 10 km Klaten.
- The death toll due to the eruption of Mount Merapi in 2010 as many as 347 people (BNPB). Most victims were in Sleman, namely 246 people, disusl Magelang District 52 lives, 29 lives Klaten, and Boyolali 10 deaths.
- On December 3, 2010 at 09.00 am, the status of Merapi activity is derived from the level of "Caution" to "standby".
Jumat, 25 November 2016
Rabu, 23 November 2016
Berwisata di Ketep Pass
Lokasi Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass adalah salah nama sebuah objek wisata yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) udara di sini sangat sejuk. Lokasi ini cukup luas atau sekitar 8.000 meter persegi.
Ketep Pass merupakan objek wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian, khususnya Gunung Merapi. Lokasi ini diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri pada 17 Oktober 2002.
Di Ketep Pass kita bisa menikmati keindahan puncak Gunung Merapi. Kalau pas tidak tertutup awan, puncak Gunung Merapi akan kelihatan sangat jelas dari tempat ini. Bahkan jika ingin melihat lebih jelas lagi bisa melihat dengan teropong yang bisa disewa dengan biaya Rp3.000.
Ada dua teropong yang ada di Ketep Pass. Masing-masing berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang. Dengan alat ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Slamet.
Selain iu, dari Ketep Pass juga bisa melihat gunung-gunung kecil dan bukit-bukit yang sangat indah antara lain Gunung Tidar, Gunung Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo, dan lain-lain.
Di Ketep Pass kita juga ada museum. Museum ini adalah Museum Vulkanologi yang memiliki luas kurang lebih 550 meter persegi. Di sini, akan dijumpai miniatur Gunung Merapi, foto-goto letusan Gunung Merapi sejak tahun 1.900-an, miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi.
Ada juga bioskop mini. Di sini kita bisa menyaksikan film berupa sejarah dari Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur pendakian, penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu. Durasi dari film ini hanya sekitar 25 menit. Tiket untuk menonton hanya Rp7.000 per orang.
Jika merasa lelah dan lapar, tidak perlu khawatir karena di tempat ini banyak dijumpai warung makan. Banyak juga warung-warung yang menjual tempe goreng, jagung bakar, bahkan ada juga coffee shop.
Ketep Pass bisa dijangkau dari Magelang, Salatiga maupun Boyolali. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km dari Candi Borobudur.
Jika kita dari Jogja, kita harus menuju ke arah Magelang hingga pertigaan Blabak. Dari situ baru belok ke arah timur. Ikuti jalan itu hingga nanti sampai ke pertigaan. Kalau ke kanan kita akan ke Boyolali, maka kita ambil yang ke kiri. Dari pertigaan ini jaraknya hanya sekitar 1 kilometer. Jalannya pun sudah cukup mulus, berkelak-kelok dan cukup sejuk karena kiri-kanannya masih berupa persawahan.
Jika dari Boyolali, maka kita akan melewati Selo. Jalan di sini juga sudah cukup bagus. Hanya kurang sekitar 15 kilometer yang masih jelek karena baru dibangun.
Sedangkan dari Kota Salatiga jaraknya hanya sekitar 32 kilometer. Ketep Pass ini dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan.
Lokasi objek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau baik dengan bus besar, minibus, sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk dilewati.
Tiket masuknya cukup murah, hanya Rp8.000 per orang sudah termasuk asuransi.
Minggu, 20 November 2016
Enjoy the sunrise and sunset on Mount Gancik, Selo, Boyolali
Enjoy the beauty of Mount Merapi and Mount Merbabu can do in Bukit Gancik.
Bukit Gancik is located in Central, Dukuh Selo, Selo village, District Selo, Boyolali. If lucky can also see Mount Lawu Karanganyar.
Currently the Bukit Gancik become one of the favorite locations of society. Currently in Bukit Gancik built observation post. This observation post was built overlooking Mount Merapi.
View post made of wood and bamboo as high as about 10 meters. This location is at an altitude of 2,000 meters above sea level (masl). Many hikers passing Gancik path to the summit of Merbabu. Because the view from here is beautiful and the time is also shorter toward the summit of Mount Merbabu.
If from Jogja trip to Bukit Gancik can be taken about 2 hours. From Jogja toward Magelang. Later in Blabak T-junction turn right. Jogja up Blabak distance of about 25 kilometers. This distance can be reached within 40 minutes.
The road is good. Arriving at the junction towards Ketep select line to Boyolali.
The distance is about 45 kilometers and can be reached over an hour. Road Course is nice to Jrakah Village, Boyolali. From Jrakah until the roads are still bad Selo about 10 kilometers.
Until cello find police. Later there was the road to Gancik.
To enter this location pay Rp6,000 per person. Of a levy of up to Gancik can be reached by walking for about 40 minutes. But for those who are not used to it can take more than an hour because the road is uphill.
But if not tired to ride motorcycles. The fare is only 10,000.
Along the road leading there Gancik agricultural land with a beautiful view. The weather was too cool.
In view post Gancik there quite a lot. So you can see the beauty of Merapi from this location.
#wonderful#wonderful Indonesia#Central Java#Jogja#
Langganan:
Postingan (Atom)